• Home
  • Edit
  • MUI: Pilih Pemimpin Bersih ~ Berbagi Info

    Rabu, 02 Mei 2012

    MUI: Pilih Pemimpin Bersih

    Palembang (ANTARA) - Memilih pemimpin yang bersih merupakan kewajiban bagi umat Islam, kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia H Sodikun. "Mendapatkan pemimpin ideal dalam konteks sempurna itu memang tidak mungkin, tapi memilih pemimpin yang bersih merupakan kewajiban bagi umat Islam," kata Sodikun di Palembang, Kamis. Umat Islam dapat mengambil langkah-langkah strategis dalam menentukan pemimpin bangsa menjelang Pemilihan Presiden tahun 2014. "Indonesia saat ini dalam keterpurukan yang multidemisional tentunya tidak ingin mendapatkan pemimpin justru memperkeruh keadaan. Pemimpin yang terpilih diharapkan menjadi solusi atas permasalahan ini," ujarnya. Agama Islam memberikan tuntunan agar memilih pemimpin yang berilmu, bermoral, beramanah, berkomitmen, bervisioner, serta memiliki ketegasan dan keberanian. Umat Islam dapat menjadikan tuntunan itu sebagai panduan dalam memilih pemimpin. "Islam mengharuskan sebuah amanah diserahkan kepada akhlinya dan jika salah maka akan datang suatu kehancuran," katanya. Terkait dengan peluang putra daerah Sumsel menjadi calon presiden pada Pilpres 2004, ia menilai kesempatan itu sangat terbuka. "Jika ada calon yang memenuhi ketentuan disyariatkan Islam, mengapa tidak. Apalagi Sumatera Selatan memiliki riwayat kesuksesan Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam dalam membangun suatu bangsa," ujarnya. Dalam riwayatnya, Sultan Mahmud Badaruddin mampu berkomunikasi politik secara dewasa dan penuh rahmat dan menumbuhkan nilai universal dengan tidak meminggirkan agama lain. Dalam beberapa syair dilukiskan "Anjing dan Kucing" berbicara dalam satu bahasa, ini artinya komunikasi politik yang dilakukan Sultan pada masa itu sangat santun, berbeda dengan saat ini para politikus terlihat kurang arif di depan publik, katanya. Menurut dia, jika pemimpinnya dari Sumsel artinya karakter itu yang bakal mengilhami karena telah menjadi kearifan lokal. Selain itu, para pemimpin bangsa hendaklah mengedepankan nilai-nilai keteladanan untuk menjaga harkat dan martabat bangsa. "Nabi Muhammad SAW bersabda jika anakmu bersalah maka jangan salahkan dia tapi salahkan dirimu sendiri. Indonesia ini sedang mengalami krisis keteladanan dan kepercayaan (amanah)," katanya.(T.pso-039) (T.pso-039/B/M033/M033) 03-05-2012 08:56:54 NNNN sumber: http://id.berita.yahoo.com/mui-pilih-pemimpin-bersih-035807701.html

    0 komentar:

    Posting Komentar