TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan pasangan Hidayat Nur
Wahid-Didik J Rachbini mengaku diintimidasi saat bertugas di Tempat
Pemungutan Suara (TPS). Demikian dikatakan tim advokasi Hidayat Nur
Wahid, Agus Otto di posko pemenangan Hidayat-Didik Center, Rabu
(11/7/2012).
Agus menceritakan lokasi kejadian tersebut berada
di TPS 40 Cempaka Putih Jakarta Pusat. Intimidasi dilakukan petinggi
kelurahan tersebut karena relawan Hidayat-Didik mengenakan Batik Oranye.
"Ada tim logistik membawa makan untuk saksi. Tiba-tiba dia ngomong
begitu. Copot itu baju batik, kalau engga ditelanjangi. Habis itu
pergi," kata Agus.
Korban merupakan perempuan bernama Yuli,
Mardia dan Erna. Setelah kejadian tersebut, petinggi kelurahan itu lalu
mengadakan pertemuan tertutup untuk meminta maaf. Namun tim
Hidayat-Didik menolaknya.
"Harus minta maaf di depan umum. Karena pelaku ngomongnya keras di depan umum sampai semua tahu," imbuhnya.
Padahal, kata Agus, mereka bertiga hanya bertugas membawa makanan untuk
saksi-saksi yang berada di lapangan. Untuk itu, Agus mendesak petinggi
kelurahan agar meminta maaf didepan umum.
"Kami minta dia minta
maaf di depan umum kepada tiga orang kader kita. Ini tidak dilaporkan
ke panwaslu, karena bukan pidana pemilu, melainkan pidana umum KUHP
pasal 310 dan 335 (pencemaran nama baik, dan perbuatan tidak
menyenangkan)," tukasnya.
sumber: http://id.berita.yahoo.com/relawan-hidayat-nurwahid-diintimidasi-saat-bertugas-di-tps-170906331.html
0 komentar:
Posting Komentar