PAMIJAHAN - Empat dari 12 wisatawan asal Jakarta Selatan, yang tengah berekreasi mengisi libur lebaran menghilang ditelan air terjun di Curug Seribu, Kampung Rawalega Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/9) pagi. Hingga berita ini diunduh, keempat korban belum berhasil ditemukan.
Seluruh korban merupakan warga Kampung Cidodol, Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di antaranya Taufik Akbar (26) karyawan swasta, Rahmat Maulana (20) mahasiswa UNJ semester tiga fakultas Pendidikan, Ivan Fadilah (20) karyawan swasta, Ali Hamjah (20) karyawan swasta.
Sementara yang selamat antara lain, Ardiansyah (Rian), Ayub, Eki, Dimas, Amir, Khoir. Seluruhnya teman satu kampung dengan keempat korban yang hilang itu.
Kapolsek Cibungbulang, Kompol Sartono mengatakan, tenggelammnya keempat wisatawan tersebut terjadi sekitar pukul 10:30. Saat itu mereka tengah berenang bersama delapan temannya, di bawah air terjun Curug Seribu. “Mereka (ke-12 wisatawan termasuk korban, red) masuk ke lokasi wisata ini sekitar pukul 07:00, padahal loket belum dibuka,” terang kapolsek.
Setelah memarkir kendaraan, seluruhnya berjalan kaki menuju curug sejauh 2 km, atau satu jam perjalanan. Setelah tiba di lokasi, delapan dari 12 wisatawan ini berenang di sekitar curug. Nahas, empat di antaranya mendekati pusaran air dan terbawa arus. “Keempat korban ternyata tak bisa berenang,” tambah Sartono.
Beberapa teman korban sempat mencari, namun hingga beberapa jam tidak berhasil ditemukan. Selanjutnya, beberapa rekan korban melapor ke petugas setempat. “Diduga korban tersedot ke palung yang berada persis di bawah air terjunnya,” tambah Kompol Sartono.
Akibat peristiwa ini, polisi memerintahkan pengelola curug untuk menutup sementara tempat wisata ini. “Dalam waktu tiga atau satu minggu kedepan lokasi ini akan ditutup untuk pengunjung, sampai para korban bisa ditemukan dan dievakuasi,” terangnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Pamijahan yang juga ketua KNPI Kecamatan Pamijahan Buchori Muslim menuturkan, karena keterbatasan alat dan situasi hingga pukul 18.30, keempat korban belum bisa ditemukan.
Petugas gabungan dari Tim SAR, TNI dan petugas Polsek Cibungbulang, hingga tadi malam terus melakukan pencarian. “Pencarian masih kami lakukan. Ada juga tim yang melakukan penyelaman ke sekitar air terjun,” jelasnya
Ia mengungkapkan, Curug Seribu termasuk kawasan wisata yang berbahaya. Tinggi air terjunnya mencapai 200 meter, dengan kedalaman cekungan 50 meter. Aliran arusnya pun tergolong dangat deras. “Padahal di sekitar lokasi sudah ada papan peringatan dilarang berenang, karena berbahaya. Mungkin mereka bandel dan nekat berenang,” terangnya.
Ia mengatakan, dalam proses evakuasi ini, petugas yang dibantu warga menemui kesulitan karena derasnya aliran air dan kedalaman cekungan. “Kita sudah lakukan dua cara untuk pencarian ini, yakni secara manual dan mendatangkan orang pintar atau melalui gaib,” katanya.
Secara manual, tim SAR bersama warga yang piawai berenang mencari korban dengan menyelam dan diikat menggunakan tambang. Namun cara ini tak berhasil, karena kuatnya aliran air. “Kita juga sempat mendatangkan dua orang pintar untuk ikut membantu pencarian dengan cara gaib,” terangnya.
Namun, karena belum berhasil, proses pencarian korban pun dihentikan tadi malam. “Kita sedang menunggu petugas tim Basarnas karena mereka yang punya peralatan yang canggih untuk melakuan proses evakuasi ini,” terangnya.(sdk)
PAMIJAHAN - Empat dari 12 wisatawan asal Jakarta Selatan, yang tengah berekreasi mengisi libur lebaran menghilang ditelan air terjun di Curug Seribu, Kampung Rawalega Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/9) pagi. Hingga berita ini diunduh, keempat korban belum berhasil ditemukan.
Seluruh korban merupakan warga Kampung Cidodol, Kelurahan Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Di antaranya Taufik Akbar (26) karyawan swasta, Rahmat Maulana (20) mahasiswa UNJ semester tiga fakultas Pendidikan, Ivan Fadilah (20) karyawan swasta, Ali Hamjah (20) karyawan swasta.
Sementara yang selamat antara lain, Ardiansyah (Rian), Ayub, Eki, Dimas, Amir, Khoir. Seluruhnya teman satu kampung dengan keempat korban yang hilang itu.
Kapolsek Cibungbulang, Kompol Sartono mengatakan, tenggelammnya keempat wisatawan tersebut terjadi sekitar pukul 10:30. Saat itu mereka tengah berenang bersama delapan temannya, di bawah air terjun Curug Seribu. “Mereka (ke-12 wisatawan termasuk korban, red) masuk ke lokasi wisata ini sekitar pukul 07:00, padahal loket belum dibuka,” terang kapolsek.
Setelah memarkir kendaraan, seluruhnya berjalan kaki menuju curug sejauh 2 km, atau satu jam perjalanan. Setelah tiba di lokasi, delapan dari 12 wisatawan ini berenang di sekitar curug. Nahas, empat di antaranya mendekati pusaran air dan terbawa arus. “Keempat korban ternyata tak bisa berenang,” tambah Sartono.
Beberapa teman korban sempat mencari, namun hingga beberapa jam tidak berhasil ditemukan. Selanjutnya, beberapa rekan korban melapor ke petugas setempat. “Diduga korban tersedot ke palung yang berada persis di bawah air terjunnya,” tambah Kompol Sartono.
Akibat peristiwa ini, polisi memerintahkan pengelola curug untuk menutup sementara tempat wisata ini. “Dalam waktu tiga atau satu minggu kedepan lokasi ini akan ditutup untuk pengunjung, sampai para korban bisa ditemukan dan dievakuasi,” terangnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Pamijahan yang juga ketua KNPI Kecamatan Pamijahan Buchori Muslim menuturkan, karena keterbatasan alat dan situasi hingga pukul 18.30, keempat korban belum bisa ditemukan.
Petugas gabungan dari Tim SAR, TNI dan petugas Polsek Cibungbulang, hingga tadi malam terus melakukan pencarian. “Pencarian masih kami lakukan. Ada juga tim yang melakukan penyelaman ke sekitar air terjun,” jelasnya
Ia mengungkapkan, Curug Seribu termasuk kawasan wisata yang berbahaya. Tinggi air terjunnya mencapai 200 meter, dengan kedalaman cekungan 50 meter. Aliran arusnya pun tergolong dangat deras. “Padahal di sekitar lokasi sudah ada papan peringatan dilarang berenang, karena berbahaya. Mungkin mereka bandel dan nekat berenang,” terangnya.
Ia mengatakan, dalam proses evakuasi ini, petugas yang dibantu warga menemui kesulitan karena derasnya aliran air dan kedalaman cekungan. “Kita sudah lakukan dua cara untuk pencarian ini, yakni secara manual dan mendatangkan orang pintar atau melalui gaib,” katanya.
Secara manual, tim SAR bersama warga yang piawai berenang mencari korban dengan menyelam dan diikat menggunakan tambang. Namun cara ini tak berhasil, karena kuatnya aliran air. “Kita juga sempat mendatangkan dua orang pintar untuk ikut membantu pencarian dengan cara gaib,” terangnya.
Namun, karena belum berhasil, proses pencarian korban pun dihentikan tadi malam. “Kita sedang menunggu petugas tim Basarnas karena mereka yang punya peralatan yang canggih untuk melakuan proses evakuasi ini,” terangnya.(sdk)
Sumber: http://www.jpnn.com/read/2011/09/04/101946/Empat-Warga-Jakarta-Hilang,-Paranormal-Dikerahkan-
Baca juga:
selama-libur-lebaran-75-anak-hilang-di ragunan
8-lokasi-wisata-favorit-di-jawa-barat
0 komentar:
Posting Komentar