REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Kepemimpinan wasit Andre El Haddad dalam laga Bahrain kontra Indonesia dalam laga kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 Grup E Zona Asia di Stadion Nasional Manama, Rabu (29/2), menjadi sorotan para penggemar sepakbola. Tidak hanya masyarakat awam, melainkan para jurnalis, para jurnalis asing yang menangani segmen olahraga di media masing-masing.
Lewat situs jejaring sosial Twitter, beberapa jurnalis asing mengutarakan kritikan seputar kepemimpinan wasit asal Lebanon tersebut. Maklum saja, pemberian empat tendangan penalti dalam pertandingan tersebut terasa sangat mengherankan. Apalagi tiga diantaranya diberikan oleh El Haddad di babak pertama, dengan dua diantaranya berbuah gol.
Mike Donovan (Oregon Post) Amerika Serikat, Grant Wahl (Sport Illustrated), Jonathan Wilson (The Blizzard) adalah beberapa jurnalis yang meragukan kepemimpinan El Haddad. "Bahrain harus mencetak kemenangan dengan selisih sembilan gol untuk melangkah ke babak selanjutnya. Mereka mendapatkan hadiah berupa kartu merah pada menit kedua dan dua buah penalti. Siapa yang menyaksikan pertandingan ini? mencurigakan?" tulis Wahl pada akun twitternya @GrantWahl.
Nama El-Haddad sudah pasti tidak akan dilupakan oleh publik sepakbola Singapura. Kejadian ini terjadi saat negeri Singa tersebut menjalani laga perdana kualifikasi Pra Piala Dunia 2014 Grup A Zona Asia kontra tuan rumah Cina di Tuodong Stadium, Kunming, 2 September 2011.
Saat itu, Singapura berhasil unggul terlebih dahulu lewat gol yang diciptakan oleh Aleksandar Duric pada menit ke 33. Babak pertama pun berakhir 0-1 bagi keunggulan Singapura. Keadaan berubah drastis pada babak kedua.
Hal tersebut disertai oleh beberapa keputusan kontroversial yang dibuat oleh wasit berusia 41 tahun tersebut. Pertama adalah pemberian penalti pada menit ke 57 setelah penjaga gawang Lionel Lewis menabrak salah satu penyerang Cina di kotak terlarang. Beruntung Lewis mampu mementahkan eksekusi tersebut.
Sepuluh menit kemudian Cina kembali mendapat hadiah penalti. Kali ini pemain belakang Singapura didakwa melanggar Yu Dabao di kotak penalti. Meskipun dari tayangan ulang Dabao terlihat sengaja menjatuhkan diri, El Haddad tetap menunjuk titik putih. Eksekusi Zheng Zhi sukses membobol gawang Lewis.
Mental para penggawa tim Singa pun anjlok selepas pemberian penalti tersebut. Belum sadar dari keterkejutan mereka, tak lama berselang Cina berhasil memperbesar keunggulan menjadi 2-1 lewat gol Yu Hai pada menit ke 73. Keunggulan tersebut bertahan sampai pertandingan berakhir.
Selepas pertandingan, segenap pemain Singapura mengkritik keputusan-keputusan kontroversial sang pengadil. Bahkan penjaga gawang Singapura Lionel Lewis menyebut bahwa wasit telah merebut kemenangan dari timnya. "Kami benar-benar dirampok olehnya. Laga ini benar-benar laga antara 15 pemain melawan 11 pemain," ujarnya seperti dilansir Strait Times.
Kegusaran Lewis amat terasa mengingat dirinya baru saja masuk pada menit ke 54 menggantikan Izwan Mahbud yang harus ditarik akibat cedera. "Penalti pertama fifty-fifty, akan tetapi untuk insiden yang kedua, tidak ada yang menyentuh pemain Cina tersebut," tegasnya. Setelah itu, El Haddad menghadapi hujan kritikan dari pers Singapura dan juga Cina. Sejak saat itu pula, integritas El Haddad sebagai seorang wasit dipertanyakan.
Integritas yang akan terus dipertanyakan selepas pemberian kartu merah pada Samsidar di menit keempat babak pertama. Tak lupa, empat hadiah penalti dalam laga yang berujung 10-0 bagi Bahrain tersebut.
Wasit hanyalah manusia biasa. Akan tetapi jika wasit telah mengambil sederet kontroversi, tentu sederet pertanyaan akan mengemuka. Termasuk terhadap Andre El Haddad.
sumber: http://id.olahraga.yahoo.com/news/inilah-kontroversi-wasit-laga-indonesia-vs-bahrain-235644376--soccer.html
0 komentar:
Posting Komentar