MENGOLEKSI barang yang kita sukai tentu menjadi kegiatan menyenangkan.
Apalagi, jika barang tersebut sulit diperoleh karena tergolong langka.
Mungkinkah barang seperti itu jadi instrumen investasi?
Perencana
keuangan dari Akbar's Financial Check Up, Lisa Soemarto, pernah punya
pengalaman tentang investasi seperti itu. Senang mengoleksi barang mewah
justru mendatangkan untung baginya.
Wanita yang aktif sebagai
pengajar di IARFC (International Association of Registered Financial
Consultants) ini, sejak 1993 gemar mengoleksi tas merek Hermes asal
Prancis. Ada suatu masa, salah satu tas yang ia beli di Negeri Anggur,
dalam satu tahun harganya naik hampir dua kali lipat saat dijual di
Indonesia.
Bisa dimaklumi, tas yang terjual dengan harga tinggi
itu memang dibuat terbatas (limited edition). "jadi, selain bisa
dipakai, tas yang dibeli juga punya nilai investasi," ujar Lisa saat
diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Namun,
dia mengingatkan, berinvestasi melalui barang koleksi tidak bisa
dilakukan secara sembarang. Sebab tidak semua barang koleksi bernilai
investasi.
Pada umumnya, kata Lisa, hanya barang yang unik,
langka, diproduksi terbatas, dan bersejarah bisa dijadikan sebagai
sarana investasi. "Ada beberapa orang mengoleksi perhiasan dan cukup
menghasilkan. Selain itu, jam tangan juga bisa jadi pilihan," ucap Lisa.
Bagaimana jika ingin memulai?
Pertama, kata dia,
pastikan Anda benar-benar menyukai dan memahami seluk beluk dari barang
tersebut. Tujuannya agar Anda tidak tertipu saat membelinya dan tidak
rugi saat melepasnya.
"Namanya koleksi, tentu harus barang yang
benar-benar disukai. Nah, kalau sudah suka pasti akan mempelajari seluk
beluknya termasuk teknik membeli dan menjual," terang Lisa.
Lebih
lanjut dia mengatakan, berinvestasi melalui barang koleksi juga harus
didukung dengan kelihaian membangun jaringan. Sebisa mungkin, masuki
komunitas yang memang menggemari barang tersebut. Dengan begitu, tidak
kesulitan saat hendak melepas barang koleksi milik Anda.
"Memang
tidak harus selalu aktif dalam kegiatan komunitas, tapi setidaknya ada
hubungan yang terbangun, sehingga bisa bertukar informasi," papar
penulis buku panduan investasi "Meraih Masa Depan Dengan Reksa Dana"
itu.
Selain itu, lanjut Lisa, Anda harus rajin memantau
perkembangan tren dan harga dari barang yang sedang dikoleksi. Barang
koleksi tidak memiliki patokan harga yang jelas. Alhasil, melakukan
riset perkembangan tren dan harga akan membantu dalam menentukan nilai
jual yang tepat.
"Kalau di saham ada patokan dengan melihat bursa
efek, tapi kalau koleksi kan sulit. Makanya, selalu perbaharui
informasi baik melalui situs internet ataupun bertanya di lingkungan
komunitas," terang Lisa.
Selanjutnya, harus dipahami investasi
bahwa bersifat jangka panjang. Tidak terkecuali untuk barang koleksi.
Jadi, dia menegaskan, kalau membeli sekarang dan langsung dijual esok
hari, bukan investasi namanya, melainkan berdagang.
Terakhir,
perlu juga diingat bahwa berinvestasi melalui barang koleksi hanya
alternatif dalam menanamkan modal. Maksudnya, sambil menjalani hobi, ada
potensi keuntungan yang bisa didapat. "Tentu tidak akan sebesar saat
berinvestasi properti, reksa dana ataupun jual beli saham," tukas Lisa.
sumber: https://id.berita.yahoo.com/investasi-barang-koleksi--mungkinkah--124405576.html
0 komentar:
Posting Komentar