REPUBLIKA.CO.ID, Pak, saya ibu rumah tangga yang sebentar lagi akan
mempunyai anak. Selama saya menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum
mempunyai tabungan. Gaji suami sebelumnya bersihnya Rp 3 juta dan punya
utang di bank Rp 930 ribu, sekarang gaji bersih suami Rp 4 juta dan
Alhamdulillah utang sudah lunas.
Kalau di hitung-hitung sekarang
sisa dari gaji suami Rp 1 juta, sebaiknya di tabung dalam bentuk emas
atau berjangka? tapi saya belum punya dana darurat. Makasih
Ria Pratiwi
Jawaban WF 19
Wa’alaikumsalam Wr Wb Bu Ria Pratiwi :-)
Selamat,
sebentar lagi Anda akan jadi seorang ibu buat buah hati tercinta. Tidak
ada kebahagiaan terindah bagi keluarga seperti Anda berdua, selain
kehadiran sang buah hati.
Alhamdulillah, Anda berdua sudah
tidak memiliki hutang lagi dan kondisi saat ini masih surplus. Tetap
pertahankan gaya hidup Anda yang seperti sekarang, karena tantangan ke
depannya akan semakin besar. Mengapa saya katakan tantangan ke depannya
semakin besar? Karena Anda akan memiliki anak yang konsekuensinya
pengeluaran bulanan akan otomatis naik.
Tetapi tidak perlu
khawatir selalu ada jalan bagi Anda yang memiliki perencanaan keuangan
keluarga. Berikut 3 langkah yang bisa Anda lakukan:
1. Buat rencana persiapan kehadiran sang buah hatiSaat
ini disela waktu senggang suami, coba Anda ajak suami untuk survei ke
beberapa tempat persalinan, mulai dari bidan terdekat dari rumah Anda,
klinik persalinan hingga puskesmas atau rumah sakit. Cek dan bandingkan
berapa biaya yang harusnya Anda keluarkan. Buat simulasinya, mulai dari
transport ketika Anda check up rutin mendekati hari H persalinan, biaya
obat, bidan/dokter, biaya selama persalinan hingga peralatan dari sang
bayi nantinya.
Hitung semua dananya (baik di bidan terdekat dari
rumah Anda, klinik persalinan hingga puskesmas atau rumah sakit), lalu
cek juga apakah dari pihak kantor suami akan mengganti biaya-biaya
tersebut apa tidak serta bandingkan dengan kondisi penghasilan dari
suami Anda. Itulah sebenarnya dana yang Anda perlukan untuk bisa
melahirkan dengan nyaman dan mengasuh sang buah hati Anda nantinya.
2. Buat dana daruratDi
luar kebutuhan biaya persalinan yang semakin dekat, seharusnya Anda
berdua sudah memiliki dana darurat. Untuk saat ini, minimal 6x
pengeluaran bulanan Anda, jadi jika pengeluaran bulanan Anda adalah 3jt,
maka minimal Anda harus punya dana Rp 18 juta buat kedepannya.
Tetapi
saat ini dikarenakan Anda belum memiliki tabungan sama sekali, alangkah
baiknya Anda menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta per bulannya hingga
tercapai angka Rp 6 juta. Jadi Anda butuh waktu 3 bulan lagi untuk bisa
mencapainya.
Walau terasa berat dan Anda mungkin berfikir tidak
mungkin untuk mengurangi pengeluaran yang sudah terlanjur Rp 3 juta per
bulan, coba Anda lihat kembali, kebutuhan rutin apa saja yang bisa Anda
jarangkan, turunkan hingga hilangkan. Sembari di luar itu Anda mencoba
mencari alternatif usaha lain agar kebutuhan hidup Anda yang Rp 3 juta
bisa Anda penuhi.
Dikarenakan fungsi dana darurat digunakan dalam
kondisi darurat seperti terjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
secara tiba-tiba, sakit mendadak, menolong orang tua, biaya persalinan
dan lain-lain maka Anda harus meletakkannya pada tempat yang
sewaktu-waktu bisa Anda akses, misalnya di brankas di rumah, tabungan,
deposito ataupun emas batangan.
3. Investasi produktifDengan
asumsi proteksi kesehatan Anda sudah di cover oleh perusahaan tempat
suami bekerja, maka sisa dana yang telah tercapai tersebut, bisa Anda
alokasikan sebagai dana Investasi. Jadi setelah 3 bulan berturut-turut
Anda membuat dana darurat, maka pada bulan ke-empat Anda sudah bisa
rutin memiliki 1jt untuk Anda tabung dan investasikan.
Jadi Rp
250 ribu untuk dana darurat dan Rp 750 ribu untuk investasi setiap
bulannya, dimana ketika Anda mendapatkan bonus lebih atau komisi dari
pekerjaan atau usaha Anda yang lainnya, maka penuhi terlebih dahulu dana
darurat sebesar Rp 18 juta.
Beberapa alternatif penempatan dana investasi tadi adalah:
a. Sektor riilTidak
ada yang lebih berharga ketika isteri tidak bekerja, yakni dengan
memberikan isteri keterampilan yang disukainya. Jika Anda sukanya
memasak, kenapa tidak mencoba berbisnis kue dengan modal Rp 750 ribu
dari dapur rumah Anda.
Atau jika hobinya tulis menulis seperti
saya, kenapa tidak belajar secara profesional dunia tulis menulis, baik
fiksi maupun non fiksi. Dengan modal Rp 750 ribu, bisa berlipat ganda
walau perlu proses didalamnya dan tentunya ada resiko tidak menghasilkan
secara jangka pendek.
b. ReksadanaAda
beberapa pilihan untuk Anda yang ‘buta’ sama sekali dengan dunia
reksadana, mulai dari Rp 100 ribu-Rp 250 ribu, Anda sudah bisa
berinvestasi di reksadana sesuai dengan tujuan dan resiko yang akan Anda
hadapi.
c. EmasDi kebanyakan firma
Perencana Keuangan, emas hanya berfungsi sebagai hedging (lindung nilai)
dari inflasi, sehingga lebih cocok untuk dijadikan dana darurat. Ketika
dibandingkan dengan reksadana atau saham misalnya, masih lebih tinggi
reksadana atau saham untuk tingkat imbal hasilnya.
Tetapi emas,
pada kebanyakan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan, merupakan
sebuah simbol kemerdekaan dari menurunnya nilai uang kertas kita dan
uang elektronik kita hari ini. Untuk saat ini dikarenakan harga emas
lagi turun, ketimbang tahun-tahun sebelumnya, harusnya saat inilah waktu
yang tepat buat Anda berinvestasi. Karena 10 tahun lagi, harganya tentu
akan naik secara signifkan.
Emas juga bisa untuk membiayai dana
pendidikan anak Anda nantinya. Dan usahakan Anda membeli emas khususnya
emas batangan secara cash alias tunai dan diperuntukkan di atas 3
tahun. Lalu jika Anda sudah siap secara konsep dan teknis, Anda bisa
menggunakan Dinar Emas dan Dirham Perak sebagai alat tukar yang bebas
inflasi sebagai alat transaksi sehari-hari selain uang rupiah Anda.
Selamat menyiapkan dana darurat, menabung dan berinvestasi!
sumber: http://www.republika.co.id/berita/konsultasi/motivasi-keuangan/14/08/25/naudmn-antara-menabung-emas-dan-dana-darurat
0 komentar:
Posting Komentar