REPUBLIKA.CO.ID, Pagi Pak?
Saya seorang pegawai swasta berusia 36 tahun. Jabatan sudah manajer.
Penghasilan Rp 10 juta per bulan. Istri juga bekerja penghasilan Rp 6
juta.
Saat ini kami menanti kelahiran anak ketiga. Terus terang anak
ini tidak direncanakan, sehingga kami butuh rencana keuangan untuk
sekolahnya nanti.
Pertanyaannya, setiap bulan dari gaji kami telah
keluar Rp 2 juta untuk cicilan rumah, Rp 2,5 juta untuk investasi
reksadana yang kami gunakan untuk dana pensiun dan pendidikan dua anak,
sisanya untuk hidup dan konsumsi.
Kira-kira berapa banyak uang yang harus kami sisihkan lagi dari gaji untuk dana pendidikan anak ketiga.
Sebagai latar belakang, kami sudah memiliki dana darurat kurang lebih
6 kali gaji. Setiap mendapat bonus, yang jumlahnya bisa mencapai 4 kali
gaji berdua uangnya juga disimpan dalam bentuk investasi di reksadana
atau saham.
Terima kasih banyak Pak.
Yudi
Jawaban WF 19
Salam kenal juga Pak :-)
Jika melihat
dari pertanyaan Anda, sebetulnya Anda sudah melangkah pada jalur yang
tepat dalam rangka merencanakan keuangan keluarga.
Dalam piramida
perencanaan keuangan yang paling dasar yakni dana tunai/simpanan
berkisar 1-3 bulan pengeluaran, dana darurat sebagai tabungan jangka
pendek (short term saving) yang berkisar 6-12 bulan pengeluaran serta
rumah tinggal, yang dalam hal ini Anda sudah mendapatkannya melalui
cicilan atau KPR.
Jika piramida ini dilanjutkan ke atas, Anda sudah
juga mempersiapkan dana pensiun dan dana pendidikan anak tanpa proteksi
income/proteksi pendapatan dikarenakan suami isteri bekerja.
Sekarang
mari kita hitung serta kita analisa secara sederhana dengan menggunakan
indikator keuangan yang sehat. Tetapi sebelumnya, mari kita lihat
kembali pola manajemen keuangan keluarga Anda. Untuk lebih jelasnya
bisa di klik link berikut http://p3kcheckup.com/article/143037/training-manajemen-keuangan-keluarga.html. Semoga setelah Anda membacanya, Anda menggunakan pola Manajemen Jam Suami Isteri dengan Rekening Bersama.
Untuk indikator keuangan yang sehat, yang dalam ilmu perencanaan keuangan biasa disebut Financial Check Up, kita akan lihat apakah pola yang Anda terapkan selama ini sudah benar atau perlu di revisi.
1. Rasio utang (debt ratio)
Rasio
utang Anda 12,5%, ini dikategorkan sehat, apalagi rumah yang Anda
tempati sekarang secara nilai akan selalu naik dari tahun ke tahun.
2. Rasio tabungan (saving ratio)
Rasio
tabungan dan investasi Anda 10%, inipun masih masuk dikategorikan
sehat. Dimana range idealnya adalah 10-30% dari gabungan pendapatan
suami isteri.
3. Rasio likuiditas (liquidity ratio) atau yang sering disebut sebagai dana darurat
Rasio
likuiditas ini adalah kemampuan kita bertahan hidup berapa bulan lagi
dari aset kas atau pengeluaran bulanan. Dimana Anda sudah memenuhi
aspek ideal antara 3-12x pengeluaran bulanan.
Ketika Anda sudah
memiliki 3 anak nantinya, maka dana darurat ini Anda tingkatkan menjadi
9-12x pengeluaran bulanan keluarga Anda.
Terkait pertanyaan Anda berapa banyak uang yang harus disisihkan lagi dari gaji untuk dana pendidikan anak ketiga?
Untuk menjawabnya, mari kita cek rasio keempat, yakni :
4. Rasio belanja rumah tangga
Dari pemaparan Anda di atas, ternyata biaya konsumsi dan penunjang kehidupan Anda mencapai 78% (12,5jt), ini jika dalam istilah WealthFlow 19
adalah kategori ½ sehat. Dimana yang idealnya adalah 40-70% dari
pendapatan atau gaji gabungan suami isteri. Semakin mendekati angka 40%
semakin baik.
Sehingga solusinya adalah Anda menaikkan nilai
persentase dari tabungan dan Investasi Anda yang hanya 12,5% menjadi 20%
atau 30%.
Otomatis biaya konsumsi dan kehidupan Anda menjadi berkurang.
Dengan demikian biaya pendidikan anak ketiga Anda, bisa Anda persiapkan dari sekarang.
Di
luar dari itu semua, alangkah baiknya, Anda juga menyisihkan atau
menganggarkan untuk pengembangan diri Anda, khususnya pada bidang
Keuangan dan Investasi.
Selamat menjalankan dana pendidikan anak ketiga!
sumber: http://www.republika.co.id/berita/konsultasi/kewirausahaan/14/06/13/n73f3d-dana-pendidikan-anak-ketiga
0 komentar:
Posting Komentar